Foto : Jenazah Ad, pekerja tambang CV Pelangi Berkat saat hendak dibawa ke Palembang, Sumsel menggunakan perahu nelayan Sungailiat. (ist)
TJI,BANGKA-BELITUNG – Aktifitas penambangan tak jarang memakan korban, hal tersebut lantaran disebabkan oleh beberapa faktor termasuk faktor menganggap enteng suatu pekerjaan bahkan tak menyangka akan berakibat fatal hingga menyebabkan merenggut nyawa pekerja tambang.Namun itu semua memang kehendak Yang Maha Kuasa.
Belum lama ini masyarkat penambang di wilayah Kota Sungailiat, Kabupaten Bangka sempat dihebohkan atas kejadian kecelakaan tambang hingga tak disangka merenggut nyawa seorang pekerja tambang ponton isap produksi (PIP) biji timah jenis Tower beroperasi di perairan Air Kantung-Jelitik atau kawasan kampus Polman Bangka Belitung, Sungailiat.
Informasi berhasil dihimpun tim jejaring media ini di lapangan serta keterangan narasumber menyebutkan jika kejadian kecelakaan tambang tersebut, Sabtu (5/10/2024) siang.
Saat itu, korban yakni Ad merupakan pekerja tambang di bawah naungan perusahaan mitra PT Timah (CV Pelangi Berkat), dan seperti biasa melakukan aktifitas sehari-hari sebagai pekerja tambang di atas ponton (PIP), namun entah bagaimana tiba-tiba bagian tubuh korban terlilit gelindong mesin Gear Box yang berada di atas ponton.
Tak ayal, sebagian tubuh korban seketika turut terlilit hingga menyebabkan korban seperti tak bergerak lagi meski terlihat masih bernafas.

Foto : Inilah ponton Tower yang ditumpangi korban (Ad) selama menjadi pekerja tambang CV Pelangi Berkat di perairan Air Kantung, Sungailiat. (ist)
Saat kejadian tersebut sempat disaksikan oleh sejumlah pekerja tambang lainnya, dan para pekerja lainnya berusaha memberikan pertolongan, namun kondisi korban terlihat sudah terbujur kaku tak berdaya.
Meski begitu, rekan korban pun berhasil mengelurkan tubuh korban dari liitan Gelindong mesin Gear Box.
Selanjutnya, korban Sabtu (5/10/2024) siang itu langsung dilarikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Kota Sungailiat guna mendapatkan pertolongan. Korban mesti menjalani perawatan oleh tim selama beberapa waktu, namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain, selama 3 hari menjalani perawatan di rumah sakit setempat, Selasa (8/10/2024) menjelang adzan subuh si korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Foto : Peti jenazah diletakan di atas perahu nelayan guna dibawa ke Palembang, Sumsel. (ist)
Kemudian usia dikeramasi jenazah korban pun disholatkan, dan siang sekitar pukul 13.00 WIB jenazah Ad diangkut menggunakan peti dan langsung dibawa oleh keluarga pulang ke rumah duka di Palembang, Sumatera Selatan menggunakan perahu melalui jalur.
*Akibat Lalainya Pengawasan Petugas Wastam
Kendati begitu, terkait kejadian tragis hingga merenggut nyawa seorang pekerja tambang (Ad), tim media ini mencoba berusaha untuk mengetahui lebih jauh (in dept) guna melakukan investigasi ke lapangan.
Sementara berdasarkan keterangan sejumlah narasumber menyebutkan jika kejadian tragis tersebut terjadi diduga akibat kurangnya pengawasan terhadap pekerja tambang oleh petugas pengawas tambang (wastam) PT Timah.

Foto : Mesin Gear Box terdapat di ponton Tower CV Pelangi Berkat terlihat tak ditutupi oleh alat penutup sehingga kondisi jelas terlihat terbuka. (ist)
Selain itu, kondisi fisik ponton Tower tempat bekerja korban diduga tak layak dari sisi keselamatan pekerja lantaran tak memiliki alat penutup benda atau mesin yang berputar. Bahkan ponton Tower CV Pelangi Berkat diduga tak sesuai standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Namun mirisnya, ponton Tower yang digunakan pekerja tambang termasuk Koban. (Ad) justru dinyatakan layak beroperasi tanpa mempertimbangkan nasib dan nyawa para pekerja tambang.
Terkait kejadian itu, tim media ini mencoba mengkonfirmasi Pengawas Tambang (Wastam) Laut PT Timah wilayah perairan Sungailiat, Johan melalui pesan Whats App (WA), Selasa (8/10/2024) malam namun belumlah ada jawaban dari yang bersangkutan.
Kejadian kecelakaan tambang serupa pun sempat terjadi di daerah lainnya, bahkan saat kejadian itu nyaris saja merenggut nyawa seorang pekerja tambang timah ilegal TI selam, SA (44) beroperasi di kawasan perairan Tembelok-Keranggan, Muntok Kabupaten Bangka Barat atau tepatnya di perairan Tembelok.
Saat kejadian, SA diduga mengalami musibah lantaran tertimpa longsoran tanah dasar laut saat sedang menyelam, namun untunglah Yang Maha Kuasa masih melindungi hingga pekerja tambang ini pun dikabarkan selamat atau lolos dari maut. (RMN/TJI team)