Foto : dr Kuncoro Bayu Aji, Sp.JP. (net)
TJI,BANGKABELITUNG – Perkara kasus dugaan malapraktik di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang hingga merenggut nyawa seorang bocah, Aldo Ramadani (10) putra kesayangan Yanto & Titin sampai saat ini masih dalam penanganan pihak Polda Kepulauan Bangka Belitung (Ditreskrimum).
Dalam kasus malapraktik ini, penyidik Ditreskrimum Polda Kep Bangka Belitung telah menetapkan seorang tersangka, dr Ratna Setia Asih ,Sp.A,M.Kes atau dokter spesialis anak bertugas di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang. Bahkan dikabarkan, Kamis (17/7/2025) kemarin pihak penyidik Ditreskrimum Polda Kep Babel kembali memanggil tersangka dr Ratna guna pemeriksaan lanjutan.
Sayangnya pihak Polda Kep Bangka Belitung sampai saat ini belumlah memberikan keterangan resmi penanganan perkara kasus dugaan malapraktik yang terjadi di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang hingga merenggut nyawa seorang bocah Aldo, Minggu (1/12/2024).
Padahal kasus malapraktik di RSUD Depati Amir Kota Pangkalpinang sempat viral di sejumlah media hingga menuai sorotan lantaran menyangkut kepentingan publik.
Sementara itu, keterangan sumber kepada tim media ini menyebutkan jika dalam kasus kejadian dugaan malapraktik di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang diduga tak saja melibatkan tersangka dr Ratna Setia Asih ,Sp.A,M.Kes namun dalam kronilogis kejadian melibatkan pula seorang oknum dokter spesialis penyakit jantung.
Lanjut sumber ini, sebelum kejadian awalnya korban (Aldo) diantar oleh orang tua kandungan ke RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, Sabtu (17/11/2024). Saat itu Aldo sudah terlihat cukup kritis kondisi kesehatannya. Petugas medis di RSUD Depati Amir Kota Pangkalpinang waktu itu langsung memberikan pelayanan kepada Aldo.
Korban (Aldo) saat itu pun langsung menjalani pemeriksaan secara medis, namun dari hasil pemeriksaan dokter piket saat itu Aldo diduga mengalami gejala serangan penyakit jantung dan tanda-tanda itu terlihat antara lain kondisi bibir Aldo berwarna kebiruan, dan sempat mengalami muntah serta bagian kaki mengalami pembekakan warna kebiruan.
Kemudian, dokter piket itu diduga merekomendasikan kepada dr Ratna Setia Asih Sp.A,M.Kes untuk menangani Aldo. Namun saat itu, Ratna sebaliknya merekomendasikan penanganan Aldo kepada seorang dokter spesialis jantung, dr Kuncoro Bayu Aji Sp, JP. Ratna sendiri diketahui tak bertemu langsung dengan si pasien (korban).
Namun tak disangka si pasien (Aldo), Jumat (6/12/2024) dikabarkan telah meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan medis, dan saat itu menurut sumber dr Kuncoro Bayu Aji, Sp.JP yang menangani pasien tersebut (Aldo).
Dalam kasus ini ayah kandung korban, Yanto justru tak percaya jika Aldo memiliki riwayat penyakit jantung. Oleh karenanya kejadian tak diinginkan itu hingga tak disangkanya merenggut nyawa putra kesayangannya itu (Aldo). Bahkan Yanto dalam berita sebelumnya pernah ditayang media ini menganggap jika kematian Aldo lantaran akibat diduga adanya unsur kesengajaan dan kelalaian dokter yang menangani.
Hingga akhirnya Yanto bersama istrinya melaporkan kejadian yang dialami putra kesayangannya kepada kantor hukum AK Law Firm. Kemudian pihak AK Law Firm akhirnya melaporkan kasus malapraktik ini ke pihak Polda Kep Bangka Belitung, namun sebelumnya pihak AK Law Firm sempat mensomasi pihak manajemen RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang terkait kasus malapraktik ini.
Bahkan dikabarkan orang tua Aldo pun dikabarkan sempat meminta bantuan ke Presiden Prabowo Subianto tekait kasus malapraktik di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
Sekedar diketahui, sosok dokter Kuncoro Bayu Aji merupakan seorang dokter spesialis penyakit jantung dengan gelar Sp.JP adalah singkatan dari Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. Ini adalah gelar yang diberikan kepada dokter yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum.Â
Dokter ini akrab disapa dengan sebutan nama dokter Bayu. Kemudian Bayu diketahui merupakan suami dari dr Della Rianadita (Direktur RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang serta Bayu pun aktif sebagai dokter spesialis jantung di RS Timah Kota Pangkalpinang dan bukan di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
Kini dokter Bayu dikabarkan sedang menimbah ilmu kedokteran di luar negeri (RRC) lantaran berhasil memperoleh beasiswa program fellowship Kardiologi. Namun beasiswa diterima Bayu pun sempat menuai soroatan lantaran diduga ada unsur nepotisme dengan sang istri (dr Della Rianadita).
Informasi lainnya dihimpum tim medIa ini pun menyebutkan jika Kamis (17/7/2025) kemarin pihak RSUD Depati Amir Pangkalpinang dikabarkan sempat menggelar rapat pertemuan di ruang pertemuan IGD rumah sakit setempat guna membahas seputar kasus malapraktik yang terjadi di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang hingga merenggut nyawa Aldo.
Dalam pertemuan itu melibatkan pula Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang dan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Pangkalpinang, Inspektorat Pemkot Pangkalpinang, ketua Medik RSUDDH termasuk intansi/lembaga terkait lainnya.
Terkait kasus ini, tim media ini pun sempat mencoba menghubungi Direktur RSUD Depati Amir Pangkalpinang, dr Della Rianidita melalui pesan singkat atau Whats App (WA), Jumat (18/7/2025) sore terkait perkembangan kasus malapraktik dengan tersangka dr Ratna Setia Asih ,Sp.A,M.Kes hingga merenggut nyawa seorang pasien seorang bocah (Aldo). Namun sayangnya pesan disampaikan tim media ini terkirim namun tak ada jawaban dari yang bersangkutan.
Begitu pula ketika tim mencoba mengkonfirmasi dr Kuncoro Bayu Aji Sp.JP melalui pesan WA, Jumat (18/7/2025) sore perihal dirinya diduga sempat terlibat dalam menangani pasien Aldo (almarhum) di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Meski diketahui pesan WA diketahui terbaca oleh yang bersangkutan namun tidak ada jawaban.
Meski begitu, tim media sejauh ini masih mengupayakan konfirmasi ke pihak Polda Kep Bangka Belitung terkait perkembangan penanganan perkasa kasus malapraktik di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dengan tersangka dr Ratna Setia Asih ,Sp.A,M.Kes. (RMN/TJI/tim)