TJI,BANGKABELITUNG – Rencana pihak perusahaan swasta akan melakukan kegiatan pendalaman alur muara Air Jantung Jelitik, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggunakan sarana ponton isap produksi (PIP) kini menuai pro-kontra di kalangan masyarakat nelayan pesisir, Sungailiat.
Bahkan pernyataan atau statement dari seorang pengurus organisasi perkumpulan nelayan di Kabupaten Bangka pun kini menuai sorotan langsung dari salah seorang masyarakat nelayan pesisir Sungailiat, Tomi Suparman (50).
Tomi Suparman alias Parman menilai rencana pendalaman alur muara Air Kantung Jelitik oleh perusahaan swasta didorong oleh organisasi nelayan justru dianggapnya tak lain bentuk atau modus ‘akal-akalan’ sekelompok oknum tertentu dengan alibi mengatasnamakan kepentingan masyarakat nelayan Sungailiat.
Tak cuma itu, Parman pun menyoroti pula soal pihak perusahaan swastamenggadang-gadangkan turut membantu kegiatan pendalaman alur muara setempat. Namun hal tersebut tetap dianggapnya adalah bentuk tipu muslihat untuk mencari keuntungan kelompok segelintir oknum.
“Wacana dari kelompok yang belum jelas tujuannya apa?. Kegiatan ini menggunakan ponton siap produksi (PIP – red) dan beroperasi di tengah alur muara dengan alasan membantu nelayan mendalamkan alur muara di situ. Tapi semuanya itu justru wacana orang yang berpikiran pintar keblinger,” singgung Parman, Sabtu (14/6/2025) di Sungailiat.
Sebaliknya kata Parman, justru bila kegiatan pendalaman alur muara setempat menggunakan sarana PIP menurutnya justru makin memperkeruh masalah.. Hal ini dikarenakan alur muara itu akan menjadi makin sempit bahkan makin mempersulit nelayan kita melakukan olah gerak perahu atau kapal.
Terlebih dirinya pun mempertanyakan perihal adanya pungutan uang kepada nelayan pesisir Sungailiat dengan dalih untuk kepentingan kegiatan pendalaman alur muara setempat menggunakan alat berat (PC).
“Nelayan hari ini sudah susah janganlah dibuat semakin susah. masalah ini sudah harus nenjadi tanggung jawab pihak Pemprov Bangka Belitung Pemkab Kabupaten Bangka.
Begitu pula terkait kejadian buntunya alur muara setempat dikhawatirkanya justru akan menambah kemiskinan hingga makin tidak menentunya nasib para nelyan pesisir Sungailiat, Bangka.
Parman pun sempat menyinggung perihal pertemuan perwakilan masyarakat nelayan pesisir Sungailiat dengan Gubenur Bangka Belitung, Hidayat Arsani. Menurut Parman, Gubernur Bangka Belitung saat itu berkeinginan yang kuat dapat mencari solusi terbaik dalam mengatasi persoalan pendangkalan alur maura setempat.
“Jdi hari ini kami nelayan pesisir Sungailiat tak butuh stetment-statement (pernyataan — red) dari organisasi munafik. Kami butuh ketegasan dari pihak pemerintah Provinsi dan pemkab Bangka mencari solusi langkah apa yag terbaik untuk penyelesaian alur muara ini. Mohon pak gubernur (Hidayat Arsani — red) jangan abaikan masalah ini karena kami nelayan ini adalah rakyatmu dan menjadi tanggung jawabmu,” tegas Parman.
(RMN/TJI/Ryn)
Soal Pendangkalan Alur Muara Jelitik Tomi Suparman : “Nelayan Tak Butuh Statement Dari Organisasi Munafik”
